DIRECTING
Gulick dan Urwick berpendapat bahwa langkah-langkah administrasi itu ditujukan dengan akronomi POSDCORDE, yang merupakan huruf pertama dari tujuh unsure diantaranya adalah:
a. Palnning (perencanaan)
b. Organizing (pengorganisasian)
c. Staffing (penyusunan staf)
d. Directing (pengarahan)
e. Coordinating (pengoordinasian)
f. Reporting (penyusun laporan)
g. Budgeting (penyusunan anggaran biaya)
Pada judul makalah ini, kami akan membahas judul pada urutan yang keempat dari pendapat Gulick dan Urwick yaitu directing (pengarahan) atau juga Commanding (memerintah).
Directing mencakup pemberian motivasi, supervise dan koordinasi, yaitu terdiri:
1. Memberikan bimbingan, motivasi dan melakukan supervise
2. Memprakarsai dan memberikan pengarahan dalam melaksanakan rencana pengambilan keputusan-keputusan.
3. Mengeluarkan instruksi-instruksi khusus.
4. Menetapkan perincian waktu dan kerangka biaya.
Seorang pendidik dalam langkah-langkah pengarahannya haruslah memberikan bimbingan, motivasi dan melakukan supervise. Seorang guru harus rajin memberikan bimbingan kepada murid-muridnya disetiap waktu, khususnya pada waktu pembelajaran yang akan membuat simurid termotivasi untuk giat belajar. Seorang guru harus melakukan supervise (pengawasan) baik secara dekat maupun secara jauh terhadap muridnya.
Dalam tahap yang kedua, seorang guru harus siap memprakarsai (melakukan tindak usaha) dan selalu memberikan pengarahan dalam pengambilan keputusan-keputusan. Seorang guru dalam dunia pendidikan tidak akan mengambil keputusan tanpa melakukan pengarahan yang direncanakan dalam mendidik muridnya.
Tahap selanjutnya (ketiga), seorang guru haruslah mengeluarkan instruksi-instruksi (perintah) khusus terhadap anak muridnya. Seperti contoh: dilarang melakukan keributan dalam lingkungan sekolah, dan masih banyak lagi larangan yang bersifat perintah khusus dalam dunia pendidikan.
Dan ditahap yang terakhir, sebuah sekolah harus menetapkan perincian waktu dan kerangka biaya untuk jangka pendek, menengah dan panjang yang ini dilakukan oleh staf administrasi di dalam lembaga sekolah tersebut.
Directing (pengarahan) salah satunya mencakup pemberian motivasi. Pemberian motivasi dalam rangka komunikasi hendaknya memperhatikan beberapa syarat unsure, diantaranya:
Adanya keinginan untuk berhasil (achievement, success)
Kejelasan tentang tindakan yang harus diambil/ dianjurkan.
Keyakinan bahwa perubahan yang dianjurkan akan membawa hasil positif.
Keyakinan akan adanya kesempatan yang sama bagi semua anggota.
Keinginan aka nada kebebasan untuk menentukan, menolak ataupun menerima apa yang dianjurkan.
Adanya tendensi untuk menilai (berdasarkan moral dan etika, yang dianutnya) apa yang dianjurkan sebelum melaksanakan.
Seorang guru yang ingin menjadi guru profsional, dia harus memiliki unsure-unsur di atas. Bias saja sebuah motivasi itu akan hampa bilamana salah satu unsure di atas tidak dilaksanakan oleh seorang guru. Kuat ataupun lemahnya motivasi seorang guru itu harus bersandarkan kepada beberapa unsure-unsur yang di atas. Seorang murid akan putus asa untuk belajar kalau saja motivasi yang didapatnya kurang memuaskan dari apa yang dia inginkan baik itu dari lingkungan, keluarga, maupun sekolah.
Kita sering melihat kasus dalam dunia pendidikan, salah satunya tawuran maupun bolos sekolah. Semuanya itu karena apa? Semua itu dikarenakan motivasi yang dia inginkan tidak dia dapatkan sesuai dengan keinginan pada dirinya. Kalaulah semua itu tudak ditanggulangi, maka akan jadi apa Negara Republik Indonesia ini dibidang pendidikannya.
Motivasi bukan harus berupa hadiah bila sang murid mendapatkan rangking, tapi sebuah motivasi bias saja berupa nasehat-nasehat yang menumbuhkan jati dirinya bahwasanya apa yang diperbuatnya dahulu itu semuanya adalah salah.
Selanjutnya, directing (pengarahan) mencakup supervise (pengawasan). Seorang supervise harus bertanggung jawab dalam meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang akan memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan dalam program pendidikan.
Fungsi-fungsi supervise pendidikan yang sangat penting diketahui oleh para pimpinan pendidikan termasuk kepala sekolah adalah sebagai berikut:
Dalam bidang kepemimpinan
a. Menyusun rencana, policy bersama, serta mengikutsertakan angota-anggota kelompok (guru-guru, pegawai) dalam berbagai kegiatan.
b. Memberikan bantuan kepada anggota kelompok dalam menghadapi/memecahkan persoalan-persoalan, membangkitkan/memupuk semangat kelompok serta memupuk moral yang tinggi kepada anggota kelompok dan mengikutsertakan semua anggota dalam menetapkan putusan-putusan.
c. Membagi-bagi dan mendelegrasikan wewenang dan tanggung jawab kepada anggota kelompok sesuai dengan fungsi-fungsi dan kecakapan masing-masing, dan mempertinggi daya kreatif pada anggota kelompok serta menghilangkan rasa malu dan rasa renddah diri pada anggota kelompok sehingga mereka berani mengemukakan pendapat demi kepentingan bersama.
Dalam hubungan kemanusiaan
a. Memanfaatkan kesalahan-kesalahan yang dialaminya untuk menjadi pelajaran demi perbaikan selanjutnya.
b. Memupuk rasa saling menghormati diantara sesame anggota kelompok dan sesame manusia.
c. Menghilangkan rasa curiga mencurigai antara anggota kelompok.
Dalam bidang evaluasi
a. Menguasai dan memahami tujuan-tujuan pendidikan secara khusus dan teruji, serta menguasai dan memiliki norma-norma yang akan digunakan sebagai criteria penilaian.
b. Menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian
Dan yang terakhr, directing (pengarahan) mencakup koordinasi sebelum lebih lanjut kami terangkan, terlebih dahulu kami akan menerangkan arti koordinasi. Koordinasi adalah proses mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang-orang, bahan, dan sumber-sumber lain kea rah tercapainya maksud-maksud yang telah ditetapkan.
Seorang administrator sekolah sejauh mana ia bias mendorong semua anggota sekolahnya demi tercapainya maksud-maksud yang telah ditentukan.tanpa koordinasim sulit sebuah sekolah untuk mengharapkan bahwa pengaturan kegiatan dengan tertib dari dua orang atau lebih dalam mengejar suatu tujuan bersama akan dicapai.
Winardi berpendapat bahwa koordinasi dibagi dua jenis, yaitu koordinasi vertical dan koordinasi horizontal. Koordinasi vertical yaitu mengkoordinasikan aktiviatas-aktivitas para individu dan kelompok-kelompok ke atas dan kebawah para hirarki otoritas organisasi. Sedangkan koordinasi horizontal proses mengkoordinasikan aktivitas melintas melalui organisai yang bersangkutan dalm tindakan individu-individu dan kelompok yang bekerja atau dekat satu sama lain dalam hirarki yang ada.
Di dalam sebuah organisasi yang kompleks, setiap bagiannya harus bekerja secara terkoordinir agar masing-masing dapat menghasilkan apa yang diharapkan. Bahkan, koordinasi jelas bergantung pada pemahaman masing-masing anggota organisasi sekolah tentang tujuan-tujuan dan rencana-rencana system sekolah secara keseluruhan, penerimaannya oleh mereka akan kesediaan mereka untuk menyumbang kepadanya.
Menurut Sondang P. Siagiaan, koordinasi memiliki beberapa fungsi, yaitu:
Pencegahan konflik dan kontradiksi
Pencegahan persaingan yang tidak sehat
Pencegahan pemborosan
Pencegahan kekosongan ruang dan waktu, dan pencegahan terjdinya perbedaan pendekatan dari pelaksanaan.
Untuk melakukan koordinasi yang efektif diperlukan adanya komunikasi. Proses komunikasi itu akan menentukan efektif tidaknya koordinasi dalam organisasi. Untuk itu, melalui komunikasi yang efektif akan tercipta koordinasi pelaksanaan yang memuaskan.
REFERENSI
Yusak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, (Pustaka Setia: Bandung, 1998)
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (PT. Remaja Rosdakarya: Bandung, 2005)
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan, (Angkasa: Bandung, 1989)
Syafaruddin, dkk, Administrasi Pendidikan, (IAIN Press: Medan, 2005)
Gulick dan Urwick berpendapat bahwa langkah-langkah administrasi itu ditujukan dengan akronomi POSDCORDE, yang merupakan huruf pertama dari tujuh unsure diantaranya adalah:
a. Palnning (perencanaan)
b. Organizing (pengorganisasian)
c. Staffing (penyusunan staf)
d. Directing (pengarahan)
e. Coordinating (pengoordinasian)
f. Reporting (penyusun laporan)
g. Budgeting (penyusunan anggaran biaya)
Pada judul makalah ini, kami akan membahas judul pada urutan yang keempat dari pendapat Gulick dan Urwick yaitu directing (pengarahan) atau juga Commanding (memerintah).
Directing mencakup pemberian motivasi, supervise dan koordinasi, yaitu terdiri:
1. Memberikan bimbingan, motivasi dan melakukan supervise
2. Memprakarsai dan memberikan pengarahan dalam melaksanakan rencana pengambilan keputusan-keputusan.
3. Mengeluarkan instruksi-instruksi khusus.
4. Menetapkan perincian waktu dan kerangka biaya.
Seorang pendidik dalam langkah-langkah pengarahannya haruslah memberikan bimbingan, motivasi dan melakukan supervise. Seorang guru harus rajin memberikan bimbingan kepada murid-muridnya disetiap waktu, khususnya pada waktu pembelajaran yang akan membuat simurid termotivasi untuk giat belajar. Seorang guru harus melakukan supervise (pengawasan) baik secara dekat maupun secara jauh terhadap muridnya.
Dalam tahap yang kedua, seorang guru harus siap memprakarsai (melakukan tindak usaha) dan selalu memberikan pengarahan dalam pengambilan keputusan-keputusan. Seorang guru dalam dunia pendidikan tidak akan mengambil keputusan tanpa melakukan pengarahan yang direncanakan dalam mendidik muridnya.
Tahap selanjutnya (ketiga), seorang guru haruslah mengeluarkan instruksi-instruksi (perintah) khusus terhadap anak muridnya. Seperti contoh: dilarang melakukan keributan dalam lingkungan sekolah, dan masih banyak lagi larangan yang bersifat perintah khusus dalam dunia pendidikan.
Dan ditahap yang terakhir, sebuah sekolah harus menetapkan perincian waktu dan kerangka biaya untuk jangka pendek, menengah dan panjang yang ini dilakukan oleh staf administrasi di dalam lembaga sekolah tersebut.
Directing (pengarahan) salah satunya mencakup pemberian motivasi. Pemberian motivasi dalam rangka komunikasi hendaknya memperhatikan beberapa syarat unsure, diantaranya:
Adanya keinginan untuk berhasil (achievement, success)
Kejelasan tentang tindakan yang harus diambil/ dianjurkan.
Keyakinan bahwa perubahan yang dianjurkan akan membawa hasil positif.
Keyakinan akan adanya kesempatan yang sama bagi semua anggota.
Keinginan aka nada kebebasan untuk menentukan, menolak ataupun menerima apa yang dianjurkan.
Adanya tendensi untuk menilai (berdasarkan moral dan etika, yang dianutnya) apa yang dianjurkan sebelum melaksanakan.
Seorang guru yang ingin menjadi guru profsional, dia harus memiliki unsure-unsur di atas. Bias saja sebuah motivasi itu akan hampa bilamana salah satu unsure di atas tidak dilaksanakan oleh seorang guru. Kuat ataupun lemahnya motivasi seorang guru itu harus bersandarkan kepada beberapa unsure-unsur yang di atas. Seorang murid akan putus asa untuk belajar kalau saja motivasi yang didapatnya kurang memuaskan dari apa yang dia inginkan baik itu dari lingkungan, keluarga, maupun sekolah.
Kita sering melihat kasus dalam dunia pendidikan, salah satunya tawuran maupun bolos sekolah. Semuanya itu karena apa? Semua itu dikarenakan motivasi yang dia inginkan tidak dia dapatkan sesuai dengan keinginan pada dirinya. Kalaulah semua itu tudak ditanggulangi, maka akan jadi apa Negara Republik Indonesia ini dibidang pendidikannya.
Motivasi bukan harus berupa hadiah bila sang murid mendapatkan rangking, tapi sebuah motivasi bias saja berupa nasehat-nasehat yang menumbuhkan jati dirinya bahwasanya apa yang diperbuatnya dahulu itu semuanya adalah salah.
Selanjutnya, directing (pengarahan) mencakup supervise (pengawasan). Seorang supervise harus bertanggung jawab dalam meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang akan memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan dalam program pendidikan.
Fungsi-fungsi supervise pendidikan yang sangat penting diketahui oleh para pimpinan pendidikan termasuk kepala sekolah adalah sebagai berikut:
Dalam bidang kepemimpinan
a. Menyusun rencana, policy bersama, serta mengikutsertakan angota-anggota kelompok (guru-guru, pegawai) dalam berbagai kegiatan.
b. Memberikan bantuan kepada anggota kelompok dalam menghadapi/memecahkan persoalan-persoalan, membangkitkan/memupuk semangat kelompok serta memupuk moral yang tinggi kepada anggota kelompok dan mengikutsertakan semua anggota dalam menetapkan putusan-putusan.
c. Membagi-bagi dan mendelegrasikan wewenang dan tanggung jawab kepada anggota kelompok sesuai dengan fungsi-fungsi dan kecakapan masing-masing, dan mempertinggi daya kreatif pada anggota kelompok serta menghilangkan rasa malu dan rasa renddah diri pada anggota kelompok sehingga mereka berani mengemukakan pendapat demi kepentingan bersama.
Dalam hubungan kemanusiaan
a. Memanfaatkan kesalahan-kesalahan yang dialaminya untuk menjadi pelajaran demi perbaikan selanjutnya.
b. Memupuk rasa saling menghormati diantara sesame anggota kelompok dan sesame manusia.
c. Menghilangkan rasa curiga mencurigai antara anggota kelompok.
Dalam bidang evaluasi
a. Menguasai dan memahami tujuan-tujuan pendidikan secara khusus dan teruji, serta menguasai dan memiliki norma-norma yang akan digunakan sebagai criteria penilaian.
b. Menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian
Dan yang terakhr, directing (pengarahan) mencakup koordinasi sebelum lebih lanjut kami terangkan, terlebih dahulu kami akan menerangkan arti koordinasi. Koordinasi adalah proses mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang-orang, bahan, dan sumber-sumber lain kea rah tercapainya maksud-maksud yang telah ditetapkan.
Seorang administrator sekolah sejauh mana ia bias mendorong semua anggota sekolahnya demi tercapainya maksud-maksud yang telah ditentukan.tanpa koordinasim sulit sebuah sekolah untuk mengharapkan bahwa pengaturan kegiatan dengan tertib dari dua orang atau lebih dalam mengejar suatu tujuan bersama akan dicapai.
Winardi berpendapat bahwa koordinasi dibagi dua jenis, yaitu koordinasi vertical dan koordinasi horizontal. Koordinasi vertical yaitu mengkoordinasikan aktiviatas-aktivitas para individu dan kelompok-kelompok ke atas dan kebawah para hirarki otoritas organisasi. Sedangkan koordinasi horizontal proses mengkoordinasikan aktivitas melintas melalui organisai yang bersangkutan dalm tindakan individu-individu dan kelompok yang bekerja atau dekat satu sama lain dalam hirarki yang ada.
Di dalam sebuah organisasi yang kompleks, setiap bagiannya harus bekerja secara terkoordinir agar masing-masing dapat menghasilkan apa yang diharapkan. Bahkan, koordinasi jelas bergantung pada pemahaman masing-masing anggota organisasi sekolah tentang tujuan-tujuan dan rencana-rencana system sekolah secara keseluruhan, penerimaannya oleh mereka akan kesediaan mereka untuk menyumbang kepadanya.
Menurut Sondang P. Siagiaan, koordinasi memiliki beberapa fungsi, yaitu:
Pencegahan konflik dan kontradiksi
Pencegahan persaingan yang tidak sehat
Pencegahan pemborosan
Pencegahan kekosongan ruang dan waktu, dan pencegahan terjdinya perbedaan pendekatan dari pelaksanaan.
Untuk melakukan koordinasi yang efektif diperlukan adanya komunikasi. Proses komunikasi itu akan menentukan efektif tidaknya koordinasi dalam organisasi. Untuk itu, melalui komunikasi yang efektif akan tercipta koordinasi pelaksanaan yang memuaskan.
REFERENSI
Yusak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, (Pustaka Setia: Bandung, 1998)
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (PT. Remaja Rosdakarya: Bandung, 2005)
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan, (Angkasa: Bandung, 1989)
Syafaruddin, dkk, Administrasi Pendidikan, (IAIN Press: Medan, 2005)
hi...maz rudiansyah,lam knal aj y,
BalasHapusaq lona dri jambi..BTW qu bca dhlman nya ad slah 1 nya ngmbil referensi dr OTENG SUTISNA..kbtulan qu btuh bnget bku itu,udah nyari kmna2 g nemu...Qra2 bsa bntu g ya maz..