Jumat, 19 Februari 2010

PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN DI SUMATERA

A. Masuknya Islam ke Aceh
Menurut sebagian pendapat bahwa Islam itu pertama kali masuk ke Sumatera yaitu abad ke-7 M, yang dibawa oleh para qobilah Arab dengan jalan untuk berdagang atau berniaga. Para pedagang masuk kedaerah Aceh sekaligus untuk menyebarkan agama Islam dan pendidikan Islam. Mereka menyebarkan Islam itu dengan mendekati raja-raja seperti yang diperbuat nabi Muhammad saw dalam menyebarkan agama Islam dulu, selain daripada itu mereka pandai bergaul dengan penduduk negeri, sehingga mereka dihormati dan disayangi oleh penduduk.
Para pedagang dalam menyebarkan Islam dan pendidikan Islam itu dimana saja mereka berada yaitu dengan perbuatan dan perkataan seperti, suri tauladan yang baik, sopan santun, jujur, ikhlas, ramah ramah, menepati janji dan menghormati adat istiadat negeri. Dan mereka memberikan didikan dan ajaran Islam yang pertama itu dengan perkataan yaitu mengucap syahadat dan seterusnya.
Ada dua factor penting yang menyebabkan agama Islam mudah berkembang di Aceh, yaitu:
1. Letaknya strategis dalam hubungan dengan jalur Timur Tengah dan Tiongkok
2. Pengaruh Hindu dan Budha dari kerajaan Sriwijaya di Palembang tidak begitu berpengaruh kuat dikalangan rakyat Aceh karena jarak antara Palembang dengan Aceh cukup jauh.

B. Pendidikan Masa Kerajaan Islam di Aceh
Setelah menyebarkan agama Islam di Aceh dan masyarakat ataupun penduduk bertambah banyak masuk Islam, maka pada abad ke 12 M berdirilah kerajaan Islam di Aceh, yaitu:
1. Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan ini berdiri pada abad ke-10 M/3H. raja pertamnya al-Malik Ibrohim bin Mahdum, yang kedua al-Malik al-sholeh, yang teakhir al-Malik Sabarsyah. Seorang pengembara dari Maroko yang bernama ibnu Batutah pada tahun 1345 M sempat singgah dikerajaan Pasai pada zaman pemerintahan Malik az-Zhahir, saat perjalannya ke Cina. Ibnu Batutah menuturkan bahwa ia sangat mengagumi akan keadaan kerajaan pasai, dimana rajanya sangat alim dan begitu pula dalam ilmu agamanya, dengan menganut paham mazhab Syafi’I serta memperaktekkan pola hidup yang sangat sederhana.
Menurut ibnu Batutah system pendidikan yang berlaku dizaman kerajaan pasai di Aceh yaitu:
1. Materi pendidikan dan pengajaran agama bidang syariat ialah pikih mazhab syafi’i.
2. System pendidikan secara informal berupa majelis ta’lim dan halqgoh.
3. Tokoh pemerintahan merangkap sebagai tokoh agama.
4. Biaya pendidikan agama bersumber dari Negara.
2. Kerajaan Aceh Darussalam
Ketika kerajaan Islam pasai mengalami kemunduran, di Malaka berdirilah sebuah kerajaan yang diperintah oleh sultan Muhammad Syah. Bidang pendidikan dikerajaan Aceh Darussalam benar-benar mendapat perhatian. Pada saat itu terdapat lembaga-lemabaga Negara yang bertugas dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan diantaranya:
a. Balai setia hukumah
Suatu lembaga ilmu pengetahuan, tempat berkumpulnya para ulama, ahli piker dan cendikiawan untuk membahas dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
b. Balai setia Ulama
Suatu jawatan pendidikan yang bertugas mengurus masalah-masalah pendidikan dan pengajaran.
c. Balai jamaah himpunan ulama
Suatu kelompok studi tempat para ulama dan sarjana berkumpul untuk bertukar pikiran membahas persoalan-persoalan pendidikan dan ilmu pendidikannya.
Adapun jenjang pendidikan yang ada adalah sebagai berikut:
a. Meunasah
Secara etimologi meunasah berasal dari perkataan madrasah yaitu tempat belajar atau sekolah. Bagi masyarakat Aceh meunasah tidak semata-mata tempat belajar, bagi mereka meunasah memliki multi fungsi. Disamping tempat belajar juga berfungsi sebagai tempat ibadah tempat pertemuan, musyawarah dan pust informasi.
Ditinjau dari segi pendidikan meunasah adlaah lembaga pendidikan awal bagi anak-anak yang dapat disamakan dengan tingkatan sekolah dasar. Terdapat disetiap kampong berfungsi sebagai sekolah dasar. Materi yang diajarkan yaitu menulis dan membaca huruf Arab, ilmu agama, bahasa jawi/melayu, akhlak dan sejarah Islam.
b. Rangkang
Diselenggarakan disetiap mukim, merupakan mesjid sebgai tempat berbagai aktivitas ummat termasuk pendidikan. Rangkang adalah setingkat madrasah tsanawiyah, materi yang diajarkan: bahasa Arab, ilmu bumi, sejarah, berhitung (hisab), akhlak, fiqih dan lain-lain.
c. Dayah
Terdapat disetiap ulubalang dan terkadang berpusat di mesjid. Dapat disamakan dengan madrasah aliyah sekarang. Materi yang diajarkannya: fiqih, bahasa Arab, tauhid, tasawuf, ilmu bumi, sejarah/tata Negara, ilmu pasti dan paroid.
d. Dayah Teuku cik
Dapat disamakan dengan perguruan tinggi atau akademi. Materi yang diajarkan: fiqih, tafsir, tauhid, akhlak, tasawuf, ilmu bumi, ilmu bahasa dan sastra Arab, sejarah dan tata Negara, matiq, ilmu palak dan filsafat.
3. Perlak
Pejuang besar dikerajaan perlak adlaah sultan Mahdum Alaudin Muhamamd Amin yang memerintah antara tahun 1243-1267M tercatat sebagai sulta ke-6. Ia terkenal sebagai seltan yang arif, bijaksana dan alim, sekaligus seorang ulama. Sultan inilah yang mendirikan semacam perguruan tinggi Islam pada saat itu.
Di Perlak terdapat suatu lembaga pendidikan lainnya berupa majelis taklim tinggi yang dihadiri khusus oleh para murid yang alim dan mendalami ilmunya. Pada majelis ta’lim ini diajarkan kitab-kitab agama yang berbobot dan berpengetahuan tinggi, seperti al-Um karangan imam Syafi’i.
Melihat kenyataan proses pendidikan pada kerajaan Perlak tersebut, jelaslah bahwa Islam telah berjalan dengan baik. Disamping itu juga system pendidikan pada masa kerajaan di Aceh terselenggara di pesantren-pesantren, surau-surau, langar-langgar. Dan system pendidik tersebut telah tersebar luas dari kota-kota sampai kedusun-dusun.
C. Pendidikan Islam di Sumatera Utara
Pendidikan Islam masuk ke sumatera untara ditandai oleh tumbuhnya berbagai pesantren dan madrasah yang cukup qualified dalam mencetak kader penerus cita-cita bangsa dan Negara. Peantren dan madrasah yang ada di sumatera utara sudah memperaktekkan rencana pengajaran yang tersusun dan rapi memakai system klasikal dan bertingkat madrasah, mempelajari kitab klasikal bagi peantren dan ilmu pengetahuan umum bagi madrasah.
Disamping pesantren dan madrasah, telah berdiri juga universitas Islam Sumatera Utara (UISU) yang didirikan di Medan pada tanggal 7 januari 1952 M yang mulanya bernama perguruan tinggi Islam Indonesia Medan. Perubahan namanya menjadi UISU pada tahun 1956 M. dan untuk lebih lanjutnya disini akan dibahas tentang pesantren/ madrasah yang terkemuka di Medan, serta UISU yang berdiri di Medan.
a. Maktab Islamiyah Tapanuli Medan
Madrasah/maktab ini didirikan pada tanggal 19 Mei 1918 (9 sya’ban 1336) oleh masyarakat tapanuli di medan dan diasuh oleh suatu badan. Sebgai nazir yang pertama terdiri dari, syekh H. Ja’far Hasan, syekh H.M Yunus dan syekh H. Yahya.
Madrah yang paling tertua dan pertama kali didirikan di Medan ialah maktab ini. Maka pada saat itu banyak pelajar-pelajar yang dating dari sekitar Medan dan berbagai daerah-daerah lain untuk belajar. Dalam maktab ini diajarkan ilmu-ilmu dan hukum-hukum Islam serta bahasa Arab.
Cara mengajar madrasah ini yaitu dengan system menghafal. Hamper semua pelajaran dilakukan dan diajarkan dengan cara menghafal diluar kepala, meskipun mereka belum mengerti dan faham maksudnya.
b. Pesantren Mustafawiyah Purba Baru (1913 M)
Madrasah mustafawiyah purba baru berdiri pada tahun 1913 M yang didirikan oleh syekh Mustafa Husain, yaitu seorang ulama besar lulusan Makkah. Beliau dilahirkan pada tahun 1883 M di tano Bato Tapanuli Selatan pada tahun 1900 ia berangkat ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji dan melanjutkan pelajarannta selama 11 tahun lamanya, ddiantara guru-gurunya yaitu syekh Mukhtar Atari bogor, syekh Abdul Qodir al-Mandily dan lain-lain. Pada tahun 1913 M ia kemabli dari Makkah dan membuka pesantren di tano bato, karena desa ini pernah karam karena banjir pada tahun 1915 ia pindah bersama murid-muridnya ke Purba Baru untuk melanjutkan mengajar agama.d ari sinilah asal mula berdirinya peantren Mustafawiyah purba baru yaitu pesantren yang tertua dan termasyhur di tapanuli selatan.
Mula-mula oesantren ini dalam menerapkan pendidikan yaitu dengan system metode berhalaqoh seperti di daerah lain sebelumnya, kemudian pada tahun selanjutnya setelah mulai berkembang diadakan perubahan yaitu dengan mengadakan kelas-kelas yang terdiri dari tujuh kelas. Empat kelas bagian ibtidaiyah dan tiga kelas bagian tsanawiyah. Dipesantren ini yang diterapkan adalah ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab, tetapi disamping itu juga diajarkan ilmu pengetahuan umum. Pelajaran diberikan pada pagi hari dan malam hari. Jumlah jam pelajran dalam sehari kurang lebih 6 jam pelajaran 45 menint. Madrasah ini telah baynak mengeluarkan guru-guru agama dan ulama-ulama.
Kitab-kitab yang dipakai pada bagian ibtidaiyah antara lain al-qur’an, durusut tauhid, muthola’ah, hadistah (Mahmud yunus), tarekh, matan aj-rumiah, jalalain, kawakib, kipayatul awam,English course, bahasa Indonesia (Usman), sejarah Indonesia dan ilmu hayat (Sutan Sanif), ilmu alam (Esma Slyper), sejarah umum dan lain-lain.
c. Universitas Islam Sumatera Utara
UISU didirikan di Medan pada tanggal 7 januari 1952 dengan nama perguruan tinggi Islam Indonesia Medan. Kemudian diubah menjadi Universitas Islam Sumatera Utara pada tahun 1956 M. mula-mula UISU membuka fakultas hukum dan ilmu masyarakat, rencana pengajarannya mengikuti rencana pengajaran universitas Indonesia Jakarta.
Syarat-syarat penerimaan mahasiswa disesuaikan sepenuhnya menurut syarat-syarat Universitas Indonesia Jakarta. Kemudia disamping fakultas hukum dan ilmu masyarakat UISU juga mendirikan fakultas agama tahun 1954 M dan fakultas ini mempunyai tiga jurusan yaitu:
- Jurusan pendidikan
- Jurusan da’wah
- Jurusan qoda
Rencana pengajarannya mengikuti rencana pengajaran PTAIN Yogyakarta, syarat-syarat penermaan mahasiswapun menurut syarat-syarat PTAIN sepenuhnya. UISU mempunyai gedung sendiri merupakan satu-satunya gedung yang terbesar di universitas Islam seluruh Indonesia, dibangun atas bantuan masyarakat Islam. Gedung ini delengkapi dengan ruangan-ruangan kuliah, perpustakaan, mushola dan asrama mahasiswa. UISU ini didirikan oleh yayasan UISU dan mendapat bantuan dari kementerian agama.
Kemudian pada tahun 1957 UISU telah mempunyai 5 fakultas, yaitu:
- Fakultas pengetahuan hukum dan masyarakat
- Fakultas agama
- Fakultas sastra
- Fakultas ekonomi
- Fakultas keguruan dan pendidikan
Rencana pengajaran fakultas-fakultas sastra, ekonomi, dan keguruan dan pendidikan, deselaraskan dengan rencana pengajaran kementerian P.P.K.

D. Pendidikan Islam pada Masa Kerajaan di Sumbar
Menurut sebagian ahli sejarah, Islam masuk ke Minangkabau kira-kira tahun 1250 M. maka pada tahun itu pulalah mulainya sejarah pendidikan Islam berdiri, sebagian ahli sejarah berpendapat bahwa agama Islam tesiar di Mingkabau di bawa oleh Syekh Burhanuddin, dan sebagian berpendapat bahwa Islam amsuk ke Minangkabau sebelum lahirnya syekh Burhanuddin, dan pendapat ini juga mengemukakan bahwa syekh Burhanuddin ulama mula-mula mendirikan madrasah atau surau untuk menyiarkan pendidikan dan pengajran slam menurut system yang teratur, yang sama dengan system syekh Abu Ra’uf guru di Aceh, bukan sebagai pembawa Islam yang pertama ke Minangkabau.
Karena pada abad ke 15 Malaka sangat maju dan agama Islam mulai berkembang dengan amat pesatnya, oleh karena iru banyak orang-ornag minangkabau pergi merantau ke Malaka lalu memeluk agama Islam. Sebagaian mereka menetap dan sebagiannya pulang ke Minangkabau kemudia membawa agama Islam ke negerinya. Selain ke Malaka penduduk mingkabau juga merantau kesebelah utara, natal, singkil, tapak tuan dan sampai ke Aceh. Oleh karena itu pengajaran agama Islam tersebat di Minangkabau.
System pendidikan di Minanakabau dinamakan system lama. System lama itu dilakukan dengan pengajian al-quran sebagai pendidikan Islam pertama. System ini meliputi:
a. Cara mengajarkan huruf hizaiyah dengan cara:
- Mengajarkan nama-nama huruf menurut tertib kaidah
- Titik huruf
- Macam-macam baris
- Membaca juz amma
- Mushab al-qur’an
b. Cara mengajarkan ibadah bermula dari:
- Bersuci
- Wudhu’
- Dan sholat
c. Cara mengajarkan akhlak
- Menceritakan kisah nabi-nabi dan orang sholeh.
- Suri tauladan dari guru agama
d. Cara mengajarkan iman
- Mengajarkan keimanan/sifat 20 (dua puluh)
- Bermula hukum akal ada tiga yaitu pertama wajib pada akal, kedua mustahil pada akal, dan ketiga harus pada akal.
Pengajian kitab yang diajarkan bila anak telah mampu membaca al-quran yaitu dengna mempelajari kitab nahu, sorof, ilmu fiqih dan ilmu tafsir dan lain-lain. Adapun system baru yang digunakan dalam pendidikan dan pengajaran di Minangkabau dimulai dari tahun 1900-1908, pada tahun 1900 sampai 1930 lahirlah madrasah-madrasah yang menggunakan system baru atau klasikal. Sekolah yang pertamakali menggunakan system baru adalah sekolah adabiyah di padang yang didirikan oleh syekh Abdullah Ahmad pada tahun 1909.
Disamping madrsah-madrasah yang diperuntukkan bagi anak-anak, perguruan-perguruan tinggi Islam pun mulai berdiri seperti sekolah tinggi Islam yang didirikan oleh Mahmud Yunus pada tanggal 9 desember 1940.
A. Madrasah-madrasah di Minangakabau
Pada tanggal 2-5 juni tahun 1936 diadakan muktamar madrasah-madrasah di Padang Panjang yang dihadiri oleh guru-guru agama Minangkabau. Muktamar itu dipimpin oleh Mahmud Yunus dan Muktamar Yahya. Tujuan muktamar itu ialah untuk mempersatukan rencana pembelajaran madrasah-madrasah di seluruh minagkabau. Dalam muktamar itu diambil keputusan yaitu: madrasah-madrasah dibagi atas beberapa tingkatan, yaitu:
a. Madrasah awaliyah (permulaan), yaitu untuk anak-anak yang berumur 6 atau 7 tahun, lama pendidikannya 3 tahun dari kelas 1 sampai 3.
b. Madrasah ibtidaiyah (rendah), untuk anak-anak yang berumur 9 atau 10 tahun, dan telah tamat sekolah dasar atau awaliyah. Lama belajarnya 4 tahun dari kelas 1 sampai kelas empat.
c. Madrasah tsanawiyah, sambungan dari ibtidaiyah lama belajarnya 3 tahun dari kelas 1 sampai kelas 3.
d. Madrsahmuallimin (guru Islam), seperti norma Islam, Islam college, Muballighin, muballighot dan lain-lain. Lama belajarnya 3 sampai 4 tahun, sambungan dari madrasah tsanawiyah.
e. Madrasah Islam tinggi (al-Jami’ah Islamiyah) sambungan madasah-madrasah guru Islam. Lama belajarnya 4 tahun, ini sejajar dengan universitas.

E. Pendidikan Islam di Jambi
Jambi adalah salah satu daerah yang berpegang pada ajaran Islam, hal ini dibuktikan dengan bantaknya pesantren-pesantren/ madrasah-madrasah di Jambi, yaitu:
a. Pesantren/ Madrasah Nurul Iman di Jambi
Pesantren ini didirikan pada tahun 1332 H oleh H. Abdul Somad. Pada awalnya system yang digunakan pada madrasah ini ialah sama seperti system pesantren-pesantren lainnya, yaitu system halaqoh. Namun beberapa tahun kemudian memakai system klasikal, yaitu dalam pelaksanaan pengajarannya menggunakan ruangan kelas, papan tulis, meja, bangku dan sebaginya.
b. Madrasah Sa’datud Daroin
Madrasah ini didirikan oleh H. Ahmad Syakur. System nya sama dengan madrasah Nurul Iman. Murid-muridnya lebih kurang 300 orang dan gurunya 20 orang yaitu pada tahun 1957.
c. Madrasah Nurul Islam
Madrasah ini didirikan oleh Kamas H. Muhammad Saleh, jumlah murid-murid dan guru-gurunya hamper sama dengan madrasah Sa’datud Darain di atas.
d. Madrasah Jauharaini (1340 H)
Madrasah ini didirikan pada tahun 1340 H oleh Abdul Majid, dan jumlah murid-murid dan guru-gurunya hamper smaa dengan madrasah yang ketiga.
e. Madrasah As’ad
Madrasah ini didirikan oleh K.H Abdul Kadir pada tahun 1952, system dan kitab-kitab yang dipakai pada marasah ini hamper sama semuanya dengan madrasah-madrasah yang telah disebutkan di atas, kecuali madrasah-madrasah baru di kota Jambi yang mengikuti system madrasah di Mingkabau dan memakai kitab-kitab keluaran Minangkabau.

F. Pendidikan Islam di Sumatera Selatan (1957_
Agama Islam masuk ke sumatera selatan yaitu dar jurusan jawa barat, maka pendidikan di sumatera selatan itu banyak mengikuti pendidikan islam di jawa. Dan begitu juga system pengajaran di pesantren dan madrasah di sumatera selatan dalam hal pendidikan Islam hamper sama dengan di Jawa. Begitu juga kitab yang dipalajari, pesantren dan madrasah yang terkenal di sumatera selatan sperti, madrasah al-Qurainiyah, ahliyah diniyah, madrasah nurul falah, dan darul funun.
Disampung pesantren dan madrasah ada juga berdiri perguruan tinggi Islam Palembang di sumatera selatan yang berdiri pada tahun 1957.
a. Pesantren –pesantren / madrasah-madrasah di sumatera Selatan
Pesantren-pesantren/ madrasah-madrasah di sumatera selatan itu bias juga dibilang banyak semenjak tersebarnya agama Islam sampai sekarang, diantara pesantren-pesantren/ madrasah-madrasah yang tertua dan termasyhur pada saat itu ialah:
1. Madrasah al-Quraniyah
Madrash ini didirikan oleh Kamas kiyai H. Muhamamd Yunus kira-kira pada tahun 1920 M di Palembang. Madrasah ini terdiri dari bagian ibtidaiyah dan tsanawiyah. Pada masa kemasyhurannya murid-muridnya sampai berjumlah kurang lebih 400 orang dan guru-gurunya 5 orang dan madrasah ini masih hidup sampai sekarang.
2. Madrasah Diniah ahliyah
Madrasah ini didirkan oleh K. Masagus, H. nanag Misri. Kira-kira pada tahun 1920 m di Palembang. Madrasah Diniyah Ahliyah ini terdiri dari 2 tingakatan yaitu ibtidaiyah dan tsanawiyah.
3. Madrasah Nurul Falah
Madrasah ini didirikan oleh K.H Abu bakar al-Bastari, kira-kira pada tahun 1934 M di Palembang. Madrasah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a. Tingakt ibtidaiyah, lama pelajarannya 5 tahun
b. Tingakt tsanawiyah , lama pelajarannya 3 tahun
c. Tingkat aliyah, lama belajarnya 2 tahun
Pada masa keemasannyamurid madrasah-madrasah ini sampai berjumlah kurang lebih 600 orang dan masih hidup sampa sekarang.
4. Madrasah Darul Funun
Madrasah ini didirikan oleh K.H Ibrahim, kira-kira pada tahun 1938 M di Palembang. Madrasah ini terdiri dari bagian ibtidaiyah dan tsanawiyah, tetapi sekarang halnya terdiri dari bagian ibtidaiyah saja.

REFERENSI
Muhannad Yunus, Sejarah Pendidikan islam di Indonesia, (Mutiara Sumber Widya: Jakarta,1992)
Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Bumi Aksara: Jakarta, 2004)
Enung K Rukiati, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Pustaka Setia: Bandung, 2006)
Haidar Daulay, Pendidikan Islam di Indonesia, (Cita Pustaka Media: Bandung, 2001)
Murni Djamal, Sejarah Pendidikan Islam, 1985



1 komentar: